Rukun Islam yang kedua (setelah membaca 2 kalimat syahadat) adalah shalat 5 waktu (Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya).
Dalam Al Qur’an Allah memerintahkan kita untuk shalat 5 waktu:
سُوۡرَةُ بنیٓ اسرآئیل / الإسرَاء
أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمۡسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيۡلِ وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِۖ إِنَّ قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡہُودً۬ا (٧٨)
”Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” [Al Israa’:78]
سُوۡرَةُ النِّسَاء
فَإِذَا قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡڪُرُواْ ٱللَّهَ قِيَـٰمً۬ا وَقُعُودً۬ا وَعَلَىٰ جُنُوبِڪُمۡۚ فَإِذَا ٱطۡمَأۡنَنتُمۡ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ كِتَـٰبً۬ا مَّوۡقُوتً۬ا (١٠٣)
“Kemudian apabila kamu telah selesai mengerjakan sembahyang, maka hendaklah kamu menyebut dan mengingati Allah semasa kamu berdiri atau duduk dan semasa kamu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa tenteram (berada dalam keadaan aman) maka dirikanlah sembahyang itu (dengan sempurna sebagaimana biasa). Sesungguhnya sembahyang itu adalah satu ketetapan yang diwajibkan atas orang-orang yang beriman, yang tertentu waktunya.” (An Nisaa’ 4: 103)
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman
سُوۡرَةُ البَقَرَة
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٲكِعِينَ (٤٣)
"Dan dirikanlah kamu akan sembahyang dan keluarkanlah zakat dan rukuklah kamu semua (berjemaah) bersama-sama orang-orang yang rukuk." (Al Baqarah 2: 43)
سُوۡرَةُ الکَوثَر
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ (٢)
Oleh itu, kerjakanlah sembahyang kerana Tuhanmu semata-mata dan sembelihlah korban (sebagai bersyukur). (Al Kauthar 108: 2)
سُوۡرَةُ البَقَرَة
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّڪَوٰةَۚ وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّنۡ خَيۡرٍ۬ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ۬ (١١٠)
“Dan dirikanlah oleh kamu akan sembahyang dan tunaikanlah zakat dan apa jua yang kamu dahulukan dari kebaikan untuk diri kamu, tentulah kamu akan mendapat balasan pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah sentiasa Melihat segala yang kamu kerjakan.” (Al Baqarah 2: 110)
Shalat bisa mencegah perbuatan keji dan munkar:
سُوۡرَةُ العَنکبوت
ٱتۡلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيۡكَ مِنَ ٱلۡكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَڪۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ (٤٥)
:Bacalah serta ikutlah (wahai Muhammad) akan apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Quran dan dirikanlah sembahyang (dengan tekun); sesungguhnya sembahyang itu mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar dan sesungguhnya mengingati Allah adalah lebih besar (faedahnya dan kesannya) dan (ingatlah) Allah mengetahui akan apa yang kamu kerjakan." (Al Ankabuut 29: 45)
Shalat untuk mengingat Allah:
سُوۡرَةُ طٰه
إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۟ فَٱعۡبُدۡنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِڪۡرِىٓ (١٤)
"Sesungguhnya Akulah Allah; tiada Tuhan melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku dan dirikanlah sembahyang untuk mengingati Daku". (Ta haa 20: 14)
” Didiklah anak/keluarga anda untuk shalat:
سُوۡرَةُ لقمَان
يَـٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱنۡهَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَۖ إِنَّ ذَٲلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ (١٧)
"Wahai anak kesayanganku, dirikanlah sembahyang dan suruhlah berbuat kebaikan, serta laranglah daripada melakukan perbuatan yang mungkar dan bersabarlah atas segala bala bencana yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah dari perkara-perkara yang dikehendaki diambil berat melakukannya." (Luqman 31: 17)
سُوۡرَةُ طٰه
وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَيۡہَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقً۬اۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ (١٣٢)
"Dan perintahkanlah keluargamu serta umatmu mengerjakan sembahyang dan hendaklah engkau tekun bersabar menunaikannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, (bahkan) Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan (ingatlah) kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Ta Haa 20: 132)
Hendaknya kita tetap memelihara/mengerjakan shalat kita:
سُوۡرَةُ البَقَرَة
حَـٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٲتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَـٰنِتِينَ (٢٣٨)
"Peliharalah kamu (kerjakanlah dengan tetap dan sempurna pada waktunya) segala sembahyang fardu, khasnya sembahyang Wusta (sembahyang Asar) dan berdirilah kerana Allah (dalam sembahyang kamu) dengan taat dan khusyuk". (Al Baqarah 2: 238)
Shalat sangat penting. Shalat adalah tiang agama. Siapa yang tidak mengerjakannya berarti dia meruntuhkan agama:
“Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi)
Perbedzaan antara orang muslim dengan kafir adalah shalat. Barang siapa tidak shalat berarti dia kafir:
“Batas-batas antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan shalat berarti ia kafir.” (HR. Ahmad 5/346, At-Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079
Amal yang pertama dihisab adalah shalat. Begitu dia tidak shalat, meski puasa, zakat, haji, rajin sedekah, dia langsung dimasukkan ke neraka:
”Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari kiamat ialah shalat, maka apabila shalatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain (Thabrani)
Jangan sampai kita dan keluarga kita yang sudah baligh bolong-bolong shalatnya. Apalagi sampai meninggalkannya.
Orang yang tidak mengerjakan shalat disiksa di neraka:
سُوۡرَةُ المدَّثِّر
مَا سَلَڪَكُمۡ فِى سَقَرَ (٤٢) قَالُواْ لَمۡ نَكُ مِنَ ٱلۡمُصَلِّينَ (٤٣)
“(Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata): Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (Neraka) Saqar? Orang-orang yang bersalah itu menjawab: Kami tidak termasuk dalam kumpulan orang-orang yang mengerjakan sembahyang;” (Al Muddathir 74: 42-43)
سُوۡرَةُ المَاعون
فَوَيۡلٌ۬ لِّلۡمُصَلِّينَ (٤) ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن صَلَاتِہِمۡ سَاهُونَ (٥)
"(Kalau orang yang demikian dikira dari bilangan orang-orang yang mendustakan agama), maka kecelakaan besar bagi orang-orang Ahli Sembahyang; (Iaitu) mereka yang berkeadaan lalai daripada menyempurnakan sembahyangnya;" (Al Ma’un 107: 4-5)
سُوۡرَةُ مَریَم
۞ فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٌ أَضَاعُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُواْ ٱلشَّہَوَٲتِۖ فَسَوۡفَ يَلۡقَوۡنَ غَيًّا (٥٩) “Maka datanglah setelah mereka, pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kerugian2.” (Maryam: 59)
Hendaknya kita shalat tepat waktu:
”Pekerjaan yang sangat disuka Allah, ialah mengerjakan shalat tepat pada waktunya. Sesudah itu berbakti kepada ibu-bapak. Sesudah itu berjihad menegakkan agama Allah (Bukhori dan Muslim)
Jika shalat 5 waktu, hendaknya berjama’ah:
Anas r.a.: Nabi SAW selalu memotivasi umatnya untuk sholat berjamaah dan melarang mereka pergi keluar sebelum imam mereka pergi (Muslim)
Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, pahalanya berlipat ganda sampai duapuluh tujuh derajat (dibandingkan dengan shalat sendirian) (Bukhori dan Muslim)
Jika shalat berjama’ah, jangan mendahului imam. Tunggu imam ruku dulu, baru anda ruku. Tunggu imam sujud dulu, baru anda sujud:
Rasul Bersabda: Takutlah kamu bila angkat kepalamu dari sujud mendahului imam, karena Allah akan ubah kepalamu jadi kepala keledai (Bukhori dan Muslim)
Ummu Salamah r.a.: Bila selesai salam pada saat sholat di masjid, Rasul berhenti sejenak agar wanita pulang lebih dahulu sebelum lelaki pulang (Bukhori)
Semoga kita di akhirat nanti termasuk dalam golongan orang yang mengerjakan shalat.
By Perihatin
By Perihatin
No comments:
Post a Comment