Sunday, November 1, 2009

Pendapat orang Jawa berkaitan maqam Ibrahim

Tadi iseng2 buka facebook, eh dapet kiriman pesan dari salah 1 kontak.
Alamatnya: http://www.facebook.com/note.php?note_id=99404625539
Sebuah pernyataan kontroversial. Mohon tanggapannya.
Ini dia:

Kontroversi memang. Apa yang saya tuliskan ini. “ Al Quds itu Indonesia”. Selama ini kita mengenal istilah Al quds atau negeri yang disucikan itu ditujukan pada palestina karena masjidil-aqsa-nya. Tapi kenapa beraninya saya mengeluarkan statement seperti ini?? Aneh memang sulit untuk dijelaskan secara pasti, memingat cara bicara dan retorika saya yang masih kanak-kanak, dan mungkin kekanak-kanakan, tapi sungguh... saya sedang belajar untuk dewasa, ya ! berubah menuju Kedewasaan.


Tulisan ini terinspirasi oleh arah pembicaraan rekan saya, yang sungguh Indonesia-is pisan. Dan saya utarakan kembali sebagaimana adanya. Ok,, Sebelum kering lisan ini, baiknya anda baca dulu tulisan ini, anda boleh setuju, tidak-pun tak apa,,,

Tanah Palestina adalah kiblat pertama umat muslimin sebelum akhirnya dipindahkan ke Masjidil Haram. Pemindahan ini tentunya mengandung banyak hikmah.Bagi umat Islam yang memang betul-betul sudah mantap keimanannya pemindahan ini tidak lebih seperti membalikkan tangan bagi Allah.Pemindahan ini bagi mereka adalah semudah Allah menciptakan umat manusia.Kebalikannya , bagi umat muslimin yang yang tidak teguh imannya pemindahan kiblat itu malah menyesatkan mereka untuk tidak lagi mempercayai Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah Tuhannya Yang Maha Berkuasa.

Di tanah Palestina berdiri Masjid Al-Aqsha yang diyakini menjadi tempat dimana Nabi Muhammad melakukan Mi’raj ke langit yang ke tujuh.Di sinilah Nabi menjadi imam sholat bagi seluruh Nabi.

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” (QS Al Israa’ : 1)

Keberadaan Masjid Al-Aqsha yang kini berdiri ditanah Palestina sebenarnya masih diperdebatkan. Menurut sepengetahuan saya tidak satupun hadis nabi yang mengatakan secara jelas lokasi sebenarnya dari Masjid Al-Aqsha itu.Adapun perkiraan lokasi dimana Nabi Muhammad melakukan Mi’raj sebenarnya berasal dari penggunaan tanah Palestina sebagai kiblat pertama.

Kala itu arah kiblat umat muslimin arah Baitul Maqdis di Palestina.Hal ini berlangsung selama kurang lebih 16 atau 17 bulan kira-kira dua tahun berselang setelah hijrah.Adapun masjid Al-Aqsa yang saat ini berdiri di Palestina adalah Masjid yang didirikan oleh Khalifah Umar bin Khatab sekitar tahun 638 M.Penentuan lokasi masjid itu sendiri dilakukan atas petunjuk dari seorang rahib Yahudi.Jadi keberadaan Al-Aqsha di Palestina sendiri harus dipertanyakan.

Tetapi jika memang tanah Palestina bukanlah tempat dimana Masjid Al-Aqsha berada mengapa Nabi Muhammad selalu mengidentikkan Baitul Maqdis , Al-Aqsha atau Syam dengan tanah Palestina?.Apakah ada semacam rahasia besar dibalik semua itu ?.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tanah Palestina menjadi bahan perebutan antar penganut tiga agama yaitu Islam , Nasrani dan Yahudi.Masing-masing penganut merasa memiliki hak atas tanah yang oleh zionis disebut sebagai tanah perjanjian itu.Peperangan demi peperangan terjadi hanya gara-gara tanah tandus yang sebenarnya sangat jauh dari makna keberkahan.Tanah suci yang seharusnya disucikan dengan ketaqwaan telah berubah menjadi tempat najis yang kotor oleh guyuran darah manusia.Dari sini kita sebenarnya harus sudah melakukan instropeksi atas kesesatan yang kita lakukan dengan memperjuangkan tanah Palestina yang tercemar oleh perang dan pertikaian.

Dengan banyaknya pertikaian yang ditimbulkan oleh gerakan politik berbalut agama maka Allah mungkin mempunyai kehendak untuk menyelamatkan Al-Aqsha yang sebenarnya.Dengan mengumpankan tanah Syam sebagai lokasi dimana Masjid Al-Aqsha palsu berada maka Masjid Al-Aqsha yang asli hingga kini terjamin kesuciannya.Dengan menimpakan penderitaan atas diri orang Palestina maka orang-orang yang menjadi penghuni Masjid Al-Aqsha asli dapat terbebas dari kerusakan.Masalahnya , siapakah pihak yang telah dibebaskan itu ?.Untuk menelusurinya maka kita harus mencari tahu lokasi sebenarnya dari Al-Aqsha.

Dalam kisah Isra’ dan Mi’raj , Nabi Muhammad sebenarnya tidak melakukan perjalanan dalam satu waktu.Isra’ dan Mi’raj merupakan perjalanan Nabi menembus batas waktu hingga Allah memperlihatkan kejadian-kejadian masa depan yang dialami umat manusia.Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha sebenarnya adalah perjalanan masa depan dimana Masjid Al-Aqsha merupakan tempat terjauh (arti Masjid Al-Aqsha sendiri adalah tempat sujud paling jauh) yang dapat dicapai oleh kaum muslimin.Karena Masjid Al-Aqsha belum dibangun saat Nabi melakukan Isra’ dan Mi’raj maka tempat itu merupakan tempat yang kelak akan dijejaki oleh risalah-risalah Islam. 

Indonesia adalah negeri terjauh
Mungkinkah Masjid Al-Aqsha itu sebenarnya adalah Indonesia ?. hahahah.. inilah yang sangat saya sukai..Tentu jawabannya mungkin saja.Indonesia , Malaysia atau Brunai karena mereka adalah tanah terjauh yang dapat dicapai oleh pasukan Islam.Khusus Indonesia , terdapat banyak bukti yang akan menguatkan fakta bahwa Al-Aqsha itu tertanam di bumi Nusantara. 

Bukankah di Indonesia ini Islam menjadi agama mayoritas.Bukankah makna menjadi Imam bagi para Nabi sama halnya menjadi agama mayoritas bagi agama-agama lain.Bukankah Islam masuk ke Indonesia melalui jalan damai !.Bukankah Islam di Indonesia masuk dengan proses yang cepat seperti halnya proses Islamisasi di kota Madinah ! 
Ada sebuah hadis yang mengisyaratkan proses Islamisasi di Indonesia:

“Sudahkah kalian mendengar sebuah kota yang sebelah padanya ada di darat dan sebelah lainnya ada di laut?”Para sahabat menjawab,”Sudah,ya rasul Allah”Rasul bersabda,”Kiamat takkan terjadi sebelum kota itu diserbu oleh tujuh puluh ribu tentara dari anak keturunan Ishaq.Apabila mereka telah datang ke kota itu , mereka singgah tetapi tidak berperang dengan satu senjatapun dan tidak melemparkan satu anak panahpun.Mereka hanya mengucapkan “Laaillaahaillalah dan Allahu Akbar”maka jatuhlah salah satu dari kedua belahan kota itu-Tsaur mengatakan,”Saya tidak tahu kecuali bahwa Rasul bersabda,”belahan yang ada di laut”kemudian mereka mengucapkan untuk kedua kalinya “Laaillaahaillalah dan Allahu Akbar” maka jatuhlah belahan yang lain dari kota itu.Sesudah itu mereka mengucapkan pula untuk yang ketiga kalinya, “Laaillaahaillalah dan Allahu Akbar”,maka terbukalah kota itu bagi mereka sehingga mereka dapat memasukinya lalu mendapatkan harta rampasan .Tatkala mereka tengah membagi-bagikan harta rampasan perang tiba-tiba terdengarlah teriakan meminta tolong yang mengatakan,”Sesungguhnya Dajjal benar-benar telah muncul.”Oleh karena itu mereka meninggalkan apa saja lalu pulang” (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Ra) 

Sesuai dengan hadis diatas kita tentunya tahu bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui jalan perdagangan.Menurut sejarah , pedagang dari Gujarat ikut berpartisipasi didalam penyebaran risalah Islam melalui kontak perdagangan hingga melalui proses perkawinan.Berbeda dengan negeri-negeri lain yang ditaklukkan dengan kekerasan , Indonesia lebih cepat menerima Islam bahkan hal ini tidak diikuti oleh rakyat jelata namun juga kalangan raja-raja.Dengan proses Islamisasi yang terjadi karena keingingan penduduknya sendiri maka Indonesia sebenarnya sudah layak untuk mengulang kisah kesuksesan Negara Madinah.Walaupun Islam itu datang dari negeri padang pasir tidak menutup kemungkinan Islam itu di tutup dari negeri tanah air. 
Nabi didalam hadisnya pernah bersabda :
Sesungguhnya Islam bermula merupakan sesuatu yang asing , dan akan kembali menjadi asing seperti semula.Maka berbahagialah orang-orang yang asing.Rasul ditanya ,”Siapakah orang-orang yang asing itu ?Beliau menjawab’Kabilah-kabilah yang jauh (terasing) (HR Abdullah bin Mas’ud Ra) 

Dari sini Nabi telah menubuatkan akan asingnya Islam bagi umatnya utamanya di daerah Arab.Penyebutan orang-orang asing bagi kabilah terjauh yang ternyata lebih mengerti Islam , mengisyaratkan akan runtuhnya Islam di bumi Arab.Keruntuhan Islam di bumi Arab lebih didasarkan karena banyaknya kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh orang Arab.Kerusakan-kerusakan itu diantaranya perpecahan antar berbagai sekte dan golongan yang sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu.Label Syiah dan Sunni tidak hanya menjadikan Islam itu terbagi-bagi tetapi juga telah menimbulkan kondisi tidak kondusif bagi penerapan ajaran Islam yang telah menjadi rahmat bagi sekalian alam.Selain itu sikap ketawaduan dalam beragama semakin hilang dari diri orang Arab.Hidup sederhana yang dijalani oleh Nabi maupun empat khalifah telah hilang diganti oleh budaya kemewahan khas pembesar-pembesar Quraisy dijaman jahiliyah.Hal ini tentunya tidak terlepas dari ujian dari Allah berupa Minyak Bumi yang betul-betul telah menyesatkan.Menjadikan bumi Arab sebagai negara terkaya dalam hal materi tetapi miskin akan sentuhan dunia spiritual.

Jejak Nabi Ibrahim di tanah Jawa
Bukti yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi bangsa Indonesia untuk menyadari perannya bagi penutupan ajaran Islam adalah jejak Nabi Ibrahim.Jejak Nabi Ibrahim atau disebut maqam Ibrahim saat ini terdapat di kota suci Mekkah.Jejak ini merupakan batu bekas tapak kaki Nabi Ibrahim saat membangun ka’bah.Konon saat Nabi Ibrahim membangun ka’bah beliau menggunakan batu sebagai pijakan.Saat menginjak batu yang dipakai pijakan inilah kemudian membekas telapak kaki Nabi Ibrahim. 

Sebenarnya selain di kota Mekkah kita juga dapat melihat tapak kaki Nabi Ibrahim di Tanah Jawa.Tapak kaki ini tidak berbentuk batu tetapi sifat penduduknya.Nabi Ibrahim yang selalu mengajarkan keyakinan penyerahan diri secara total kepada Allah telah ada di dalam diri orang Jawa.Salah satu falsafah hidup dari orang Jawa yang identik dengan ajaran Nabi Ibrahim adalah “Trimo ing pandhum” dengan istilahnya ”sumuhun dawuh” .Menerima segala pemberian Yang Maha Kuasa tanpa adanya perasaan protes dan tidak puas.Bukti ini lebih otentik daripada sebuah batu yang tentunya sangat mudah untuk dimanipulasi!!! 

Kuatnya ajaran-ajaran Jawa yang lebih mendekati ajaran Ibrahim membuat spekulasi mengenai tempat hijrahnya Nabi Ibrahim semakin terbuka lebar.Tanah Syam yang diyakini sebagai tempat dimana Nabi Ibrahim dikebumikan sudah waktunya dikaji ulang seperti halnya kasus Masjid Al-Aqsha.Dan tidak menutup kemungkinan bahwa tanah hijrah Nabi Ibrahim bukanlah ke tanah Syam tetapi tanah Jawa.Ajaran-ajaran yang menyerahkan segala keputusan kepada Tuhan (orang Jawa memanggilNya Gusti atau Pengeran) boleh jadi diajarkan langsung oleh beliau kepada orang Jawa pada waktu itu yang masih sangat primitif dari segi kebudayaan .Nabi Ibrahim yang lari dari kaumnya kemungkinan besar menetap di Jawa kemudian menyebarkan ajaran “berserah diri” hingga beliau wafat dan dikebumikan.Kalau sudah seperti ini arti maqam tidak hanya bekas tapak kaki tetapi juga merupakan tempat Nabi Ibrahim dikebumikan. 

Pemindahan kiblat
Seperti halnya pemindahan kiblat yang dilakukan oleh Nabi Muhammad , mungkinkah pemindahan lokasi Al-Aqsha yang kini diyakini berada di tanah Syam terjadi lagi?.Memindahkan masjid ketiga umat Islam itu ke bumi Jawa dan sekitarnya (Indonesia) yang memang harus kita syukuri merupakan tanah yang banyak mengandung berkah.Menjadikan gerbang surga itu terbuka bagi siapa saja yang ingin berhijrah dan berhimpun menanti datangnya keputusan Allah SWT.
Jika ada yang salah, mohon luruskan! Lillah!
Wallahualam.


By Perihatin 

No comments:

CROWN D'RAJA PERTUBUHAN MQTK QuranSunnahIslam..

........free counters ..............................................................................“and I have come to you with a SIGN FROM YOUR LORD, so fear Allah and OBEY ME! Truly Allah is my Lord and your Lord. Therefore submit to HIM! This is A STRAIGHT PATH" (maryam 19:36)