Prof. DR. Muhammad 'Imarah
Dosen Fikih Universitas al-Azhar, Mesir
Dosen Fikih Universitas al-Azhar, Mesir
Pengantar cahaya-siroh.com:
Pernikahan Puji Cahyo Widianto (43) dan Lutfiana Ulfa (12) mengundang kontroversi
Pemuatan tulisan ini tidak sedang membahas pro kontra yang sedang terjadi di antara pernikahan puji-ulfa. Tetapi sedang membela Rasulullah, sejarah Islam berikut para ulama yang telah mengkaji berabad-abad yang lalu tentang usia Aisyah saat menikah dengan Nabi. Di mana Aisyah dinikahi pada usia 6 tahun dan tinggal serumah dengan Nabi pada usia 9 tahun.
Tulisan yang beredar di media yang disebut-sebut dinukil oleh sebagian orang yang dianggap tokoh walau tidak layak berbicara tentang riwayat mengingat ilmu tentang riwayat ilmu khusus yang memerlukan keahlian, dan telah sampai di tangan umat Islam, menyebutkan bahwa Aisyah berusia 18 tahun saat menikah. Dengan kajian riwayat yang sekilas meyakinkan bagi masyarakat umum itu, ternyata menyesatkan dan penuh kebohongan.
Hasil penelitian yang diramu berupa tulisan itu dilakukan oleh oleh anak muda dari Mesir bernama Islam Buhairi dan didukung oleh Jamal al-Banna. Tulisan tersebut telah dibantah secara ilmiah dan meyakinkan oleh pakar ilmu Islam dari Universitas al-Azhar Prof. Dr. M. 'Imarah:
Kita biasa disuguhi oleh penulis Jamal al-Banna hal-hal yang aneh dan asing. Akhir tulisan anehnya adalah yang dimuat dalam koran al-Mishri al-Yaum tanggal 13/8/2008 dengan munculnya jurnalis muda yang membetulkan kesalahan umat yang sudah berlangsung sejak 1400 tahun. Jamal al-Banna memuji dan menggadang-gadang jurnalis yang mampu mengungkap kesalahan yang terjadi pada para ulama sepanjang abad tersebut. Alangkah beruntungnya ibu orang hebat yang mampu meneliti, memeriksa dan mendobrak!
Dia melakukan kritik terhadap riwayat yang menyampaikan tentang umur Aisyah saat menikah dengan Nabi, yang telah diabaikan oleh umat sepanjang 1000 tahun. Kehebatan ini menurut Jamal al-Banna kembali bisa dimiliki anak muda itu karena ia tidak belajar di al-Azhar. Kalau ia belajar di al-Azhar, pasti ia tidak sanggup menuntaskan pekerjaan besar tersebut.
Bantahan ini akan mengusir bisikan syetan dari kepala kedua orang itu insya Allah, jika mereka mencari kebenaran. Jika keduanya menolak dan sombong, maka seperti firman Allah:
"Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". (Qs. ali Imran: 119)
Terlihat pada tulisan tersebut dusta dan kebodohan dari berbagai sudut:
Pertama: Tulisan dengan niat bathil.
Jamal al-Banna berkata, "Penulis mendapatkan semangat dalam dirinya untuk membela Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bisa jadi tidak ada pada orang lain."
Ini jelas merupakan dusta nyata. Dia menulis bukan untuk membela Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Justru ini untuk menumpas sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dengan cara membuat keraguan pada hadits-hadits yang ada. Dan menebar keraguan pada masyarakat terhadap ulama mereka. Kalau Jamal al-Banna benar, maka mana upaya mereka dalam membela agama ini dan membantah dusta-dusta kaum orientalis dan sekuler. Mana kesungguhan mereka dalam melawan musuh-musuh kafir. Mana peran mereka dalam dakwah di jalan Allah. Tidak ada sedikitpun! Kecuali hanya makalah-makalah jahat dan fatwa-fatwa kotor seperti membolehkannya berciuman antara pemuda dan pemudi, merokok di siang Ramadhan dan sebagainya dari fatwa-fatwa yang mungkar.
Kedua: Dusta kepada publik.
Sebagaimana yang penulis itu katakan, "Sebagaimana seluruh sumber menyebutkan tanpa ada perbedaan bahwa dia (Asma' binti Abu Bakar) lebih tua dari Aisyah 10 tahun."
Ini tidak benar. Karena tidak ada kesepakatan dalam hal ini. Tetapi itu hanya sebuah riwayat saja. Nanti akan saya jelaskan yang benar agar mengusir mendung dari hati yang sakit.
Penulis menukil dari kitab-kitab (al-Kamil, Siyar a'lam an-Nubala', Tarikh ath-Thabari, Wafayat al-A'yan, al-Bidayah an-Nihayah, Tarikh Baghdad, Tarikh Dimasyq) yang menguatkan bahwa Aisyah dilahirkan sebelum Nabi diutus. Hal ini –menurutnya- mendhaifkan hadits riwayat Bukhari yang menegaskan bahwa Nabi menikahi Aisyah saat berusia 6 tahun dan tinggal serumah pada usia 9 tahun.
Saya telah membuka semua literatur yang ditunjukkan penulis tersebut, dan literatur-literatur lainnya. Saya tidak menjumpai sebagaimana yang diklaim kecuali riwayat-riwayat yang tidak menunjukkan apapun.
Dalam kitab Ma'rifah ash-Shahabah oleh Abu Nu'aim 6/3208, al-Bidayah an-Nihayah 3/131, Siyar A'lam an-Nubala' 3/427, Usdul Ghabah 7/7, 186, 216, Tarikh al-Islam 3/604, 698, as-Samth ats-Tsamin fi Manaqib Ummahat al-Mukminin oleh Muhibbuddin ath-Thabari h. 36, masih ditambah tulisan dalam siroh Ibnu Hisyam yang lebih tua dari semua penulis tersebut di atas; semuanya menulis bahwa Aisyah belum bisa membedakan antara tangis dan senang sebelum hijrah karena masih terlalu kecil.
Dalam Siyar A'lam an-Nubala' 3/522 demikian juga dalam Tarikh al-Islam disebutkan: "Asma' lebih tua dari Aisyah belasan tahun."
Memang benar bahwa ada riwayat yang menyatakan beda antara keduanya adalah 10 tahun, tetapi itu tidak shahih.
Buku-buku sejarah menegaskan bahwa Asma' wafat saat berusia 73 tahun dalam usia 100 tahun. Asma' hijrah saat umurnya 27 tahun. Berarti saat ia masuk Islam, umurnya 14 tahun dengan cara menguranginya dengan lamanya dakwah Makkiyyah 13 tahun; 27-13=14.
Yang lebih kuat, Asma' lebih tua dari Aisyah belasan tahun sebagaimana yang disebutkan oleh adz-Dzahabi dan yang lainnya. Yaitu antara 13-19 tahun. Dengan demikian, Aisyah dilahirkan pada tahun 5 kenabian. Ini berarti bahwa Aisyah dilahirkan setelah hadirnya Islam dan bukan sebelum hadirnya Islam. Dan inilah yang sesuai dengan kitab-kitab tersebut di atas.
Ketiga: Dusta dan memanipulasi untuk kedua kalinya.
Jurnalis itu menukil pernyataan dari kitab al-Bidayah wa an-Nihayah yang sesungguhnya tidak pernah ada dalam kitab itu. Dia mengklaim bahwa Ibnu Katsir menyebutkan generasi awal Islam: "Di antara wanita adalah Asma' binti Abu Bakar, Aisyah dan dia masih kecil. Masuk Islamnya mereka ini pada tiga tahun pertama saat Nabi masih berdakwah secara sembunyi, baru setelah itu Allah memerintahkan Nabinya untuk dakwah dengan terang-terangan."
Kemudian dia memberikan komentarnya: Jelas, riwayat ini menunjukkan bahwa Aisyah telah masuk Islam sebelum Rasul berdakwah dengan terang-terangan pada tahun 4 H.
Setelah komentarnya, dia berputar-putar di sekitar kisah bohong itu untuk menegaskan kebohongannya. Dia menyangka bahwa hal ini tidak akan ada yang membahasnya.
Saya katakan: Saya telah membuka literatur yang dia tunjuk dan saya tidak menjumpai hal yang disebutkan jurnalis yang mau tidak mau ia harus berdusta atas nama para tokoh. Ibnu Katsir tidak menyebutkan berita yang menyebutkan bahwa Asma' adalah salah satu generasi awal Islam, apalagi Aisyah.
Keempat: Hadits kedua yang dia jadikan sandaran. Yang mengherankan adalah bahwa hadits itu riwayat Bukhari yang diklaimnya sebagai riwayat dusta tetapi digunakan sebagai landasan argumentasi. Yang lebih mengherankan lagi, dia tidak paham maknanya. Mungkin hal ini disebabkan dia tidak pernah belajar di al-Azhar seperti yang dikatakan muridnya, Jamal al-Banna!
Hadits tersebut dari Aisyah dia berkata: Saya belum mampu mengingat (masih kecil) saat kedua orangtua saya memeluk agama Islam. Tidak ada satu hari pun, kecuali Rasulullah mengunjungi kami pada pagi dan sore hari. Ketika muslimin mendapatkan ujian, Abu Bakar keluar hijrah qobla hijrah al-Habasyah (sebelum hijrah ke Habasyah)...
Ini dusta dan manipulasi dari sang jurnalis dan kebodohan ini diikuti oleh muridnya, Jamal al-Banna agar sampai pada tujuan busuk mereka berdua.
Adapun Nash hadits (sebenarnya): Abu Bakar keluar hijrah qibal al-Habasyah (menuju ke Habasyah)...
Jelas berbeda sekali antara makna keduanya. Hadits menjelaskan bahwa ketika Abu Bakar disakiti dan tekanan Quraisy terus meningkat, ia keluar menuju Habasyah untuk hijrah. Keluarnya Abu Bakar ini sudah dekat dengan hijrah ke Madinah yaitu di akhir-akhir dakwah Mekah. Ibnu Daghinah menemuinya dan menyatakan siap melindunginya. Hijrah ke Habasyah tidak terputus kecuali dengan hijrah ke Madinah. Makna ini dikuatkan dalam hadits itu sendiri, sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Bakar kepada Ibnu Daghinah: Saya kembalikan perlindunganmu kepadamu dan saya ridha dengan perlindungan Allah dan Rasul-Nya.
Rasul pun berkata: Saya telah diperlihatkan negeri hijrah kalian; saya melihat tanah datar yang berkebun korma diapit dua tanah berbatu.
Penjelasan untuk masalah ini adalah bahwa Abu Bakar yang ingin ke Habasyah, dia kembali lagi karena masuk dalam perlindungan Ibnu Daghinah. Tetapi karena Abu Bakar tidak mau menyembunyikan bacaan al-Qur'annya, Quraisy mengadukan hal tersebut kepada Ibnu Daghinah dan Abu Bakar pun mencabut pernyataan berlindung kepada Ibnu Daghinah. Kemudian Nabi memberinya kabar gembira tentang bumi hijrah yang dilihatnya.
Jurnalis itu telah mengubah nash seperti yang Anda lihat agar sampai kepada keinginannya. Sebagaimana yang diketahui, hijrah ke Habasyah terjadi pada awal Islam, dengan itu ia ingin menegaskan bahwa Aisyah telah dilahirkan sebelum kenabian.
Perhatikan juga bahwa hadits ini sesungguhnya menegaskan bahwa Aisyah masih kecil usianya, (Saya belum mampu mengingat (masih kecil) saat kedua orangtua saya memeluk agama Islam). Hal ini menegaskan bahwa Aisyah dilahirkan setelah kenabian, sebagaimana yang telah kami sebutkan.
Kelima: Kontradiksi pada hitungan umur Aisyah dibandingkan dengan umur Fathimah.
Di mana (menurutnya) beda antara antara keduanya adalah 5 tahun dan Fathimah dilahirkan 5 tahun sebelum kenabian, sehingga menghasilkan bahwa Aisyah dilahirkan pada tahun pertama dari kenabian.
Di sini terdapat jelas kontradiksi; bagaimana dia menetapkan kelahiran Aisyah 4 tahun sebelum kenabian dibandingkan dengan usia Asma'. Kemudian setelah itu dia menetapkan kelahiran Aisyah pada tahun pertama kenabian dibandingkan dengan usia Fathimah.
Yang benar tidak seperti itu. Imam adz-Dzahabi berkata dalam as-Siyar, "Aisyah termasuk yang dilahirkan pada masa Islam, dia lebih kecil dari Fathimah 8 tahun." (as-Siyar 3/429). Renungilah hal ini.
Dan pada biografi Fathimah adz-Dzahabi berkata, "Kelahirannya menjelang kenabian." (as-Siyar 3/417)
Jika kita lihat waktu pernikahan Nabi dengan Aisyah yang terjadi sebelum hijrah belasan bulan atau dua tahun, kemudian tambahkan dengan umur Aisyah saat itu yaitu 6 tahun, maka hasilnya 2 + 6 = 8. Kemudian kurangi dengan lamanya fase dakwah Mekah 13 – 8 = 5. Ini berarti, Aisyah dilahirkan pada tahun 5 kenabian.
Hal ini dikuatkan oleh Ibnu al-Atsir yang menyebutkan dalam Usdul Ghabah (7/216) bahwa Nabi menikahkan Ali dengan Fathimah setelah 4,5 bulan pernikahan Nabi dengan Aisyah. Saat pernikahan itu, usia Fathimah adalah 15 tahun 5 bulan. Nabi hidup serumah dengan Aisyah tahun 2 H, jika kita lihat usia Fathimah saat menikah, maka hal ini menjelaskan kepada kita bahwa Fathimah dilahirkan menjelang kenabian, persis seperti yang disampaikan adz-Dzahabi.
Maka, lihatlah bagaimana kontradiksi anak yang perlu dikasihani ini yang dibanggakan oleh muridnya; jamal al-Banna bahwa dia tidak pernah belajar di al-Azhar. Al-Azhar jelas berbangga, karena tidak mengasuh para pengacau tersebut yang tidak pernah duduk di majlis-majlis ilmu al-Azhar dan tidak tahu adab ilmu dan hak ulama.
Keenam: Tidak ada amanah ilmiah dalam menukil pernyataan.
Yaitu ketika penulis menukil dari kita al-Ishabah bahwa Fathimah dilahirkan pada saat Ka'bah dibangun, saat itu umur Nabi 35 tahun. Dan bahwa Fathimah lebih tua 5 tahun dari Aisyah.
Dia tidak menyebutkan bahwa riwayat ini sesungguhnya hanya satu dari sekian riwayat yang disebutkan oleh Ibnu Hajar. Dan di antara yang disebutkan juga adalah bahwa Fathimah dilahirkan pada 41 tahun setelah kelahiran Nabi. Ibnu Hajar sendiri menguatkan riwayat yang menyatakan bahwa kelahirannya menjelang kenabian. Dan ini sesuai dengan semua yang telah kami sebutkan.
Ketujuh: Bodoh dan tidak paham dengan teks.
Hal ini bisa kita lihat dari pernyataannya tentang ath-Thabhari: Dia memastikan dengan yakin bahwa semua anak-anak Abu Bakar dilahirkan pada masa jahiliyyah.
Ini dusta, kerancuan dan ketidakpahaman. Karena teks ath-Thabari yang tercantum, berbicara tentang istri-istri Abu Bakar dan bukan tentang anak-anaknya. (silakan lihat tarikh ath-Thabari 2/351). Ath-Thabari membagi istri-istri yang dinikahi Abu Bakar; di antara mereka ada yang dinikahi dan melahirkan pada masa jahiliyyah, ada yang dinikahinya sesudah Islam datang. Kemudian ath-Thabari menyebutkan anak-anak Abu Bakar dari kedua istri yang dinikahinya sebelum Islam dan berkata, "Keempat dari anak-anak Abu Bakar tersebut dilahirkan dari kedua istrinya yang kami sebutkan keduanya pada masa jahiliyyah."
Jadi, pembicaraan ath-Thabari tentang istri-istri bukan tentang anak-anak. Hal ini juga bisa dirujuk di Tarikh ath-Thabari 2/212 tetang pernikahan Nabi setelah wafatnya Khadijah. Di sana dia menegaskan bahwa Nabi tinggal serumah dengan Aisyah setelah hijrah dan usianya ketika itu 9 tahun.
Akhirnya: Biarkan hal ini dibahas oleh ahli ijtihad dan ahli ilmu dan bukan orang bodoh. Mereka menjerumuskan diri mereka sendiri karena tidak melakukan kajian dan penelitian serta tetap ngotot dalam kesombongan. Maka seharusnya mereka mengerjakan sesuai dengan kemampuan mereka saja bukan sesuai dengan klaim-klaim mereka. Hal inilah yang menyebabkan mereka terjatuh dalam kekacauan seperti yang kita lihat. Saya berharap ini merupakan akhir dari kekacauan Jamal al-Banna.
Jika Allah tidak menolong pemuda
Maka yang pertama menimpanya adalah ijtihadnya sendiri
Wallahu ta'ala a'lam
_______________________________________________________________
1(cahaya-siroh.com): Jamal al-Banna sering menyampaikan pemikiran yang menimbulkan kontroversi di Mesir. Di antara fatwanya: Bolehnya berciuman pemuda pemudi, merokok di siang Ramadhan tidak membatalkan puasa, tidak wajibnya jilbab bagi muslimah, wanita boleh menjadi imam shalat bagi laki-laki.
2(cahaya-siroh.com): Penulis muda itu bernama Islam Buhairi yang biasa menghantam shahih Bukhari dan Muslim ketika isinya dianggap tidak logis dan mencederai Nabi. Dalam tulisannya dia menyimpulkan bahwa Aisyah menikah dengan Nabi pada usia 18 tahun dan menyatakan bahwa riwayat Shahih Bukhari dalam hal ini riwayat rusak. Dia juga tidak segan-segan untuk mengatakan agar umat ini memboikot terlebih dahulu buku-buku siroh dan hadits-hadits yang menurutnya bathil, sebelum memboikot Denmark karena karikatur penghinaan Nabi Muhammad.
Sumber: Cahaya Siroh
No comments:
Post a Comment