firman-Nya,
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya." (Al-Fajr: 27-28)
firman Allah: "Bila kamu membaca Al-Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya syetan hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang menyekutukannya dengan Allah." (An-Nahl: 98-100)
Tetapi itu semua tergantung pada pemahaman seseorang terhadap Al-Qur'an serta pengetahuannya terhadap maksud daripadanya. Karena itu, siapa yang dianugerahi Allah dengannya, niscaya dia bisa melihat kebenaran dan kebatilan secara nyata dengan hatinya, seperti ia melihat terhadap siang dan malam. Dan ia akan mengetahui bahwa kitab-kitab selain daripadanya yang merupakan hasil karya manusia, pandangan serta pemikiran mereka hanyalah mengandung antara ilmu-ilmu yang tidak terpercaya sepenuhnya -ia tidak lebih dari sekedar pandangan dantaklid-, antara dugaan-dugaan dusta yang tidak bermanfaat sama sekali bagi kebenaran, atau mengandung antara suatu kebenaran tetapi tidak bermanfaat bagi hati, antara ilmu-ilmu yang lurus tetapi sangat sulit didapatkan dan terlalu panjang untuk diperbincangkan dan ditetap- kan, dengan manfaatnya yang sedikit. Maka ia seumpama,
"Daging unta yang kurus, yang berada di atas puncak gunung yang terjal dan sulit, tidak mudah sehingga bisa dipanjat, tidak pula gemuk sehingga perlu dipindahkan."*'
Dan sebaik-baik apa yang dimiliki oleh para ahli filsafat dan lainnya maka sesungguhnya di dalam Al-Qur'an ada yang lebih fasih dan lebih baik penjelasannya. Apa yang mereka miliki hanyalah keruwetan, kepura-puraan dan sesuatu yang bertele-tele. Seperti diungkapkan da- lam bait syair,
"Andai bukan karena persaingan di dunia,
niscaya tidak dikarang buku-buku perdebatan, tidak Al-Mughni
tidak pula Al-'Umud.**'
Mereka mengaku menguraikan keruwetan,
padahal apa yang mereka karang itu menambah keruwetan."
"Hai nafsu muthma'innah. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya." (Al-Fajr: 27-28)
"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya." (Al-Fajr: 27-28)
ALQURAN
Tidak
ada suatu kitab pun di bawah lembayung langit ini yang mengandung
dalil-dalil dan ayat-ayat terhadap berbagai persoalan yang tinggi
seperti tauhid, penetapan sifat-sifat Allah, penetapan Hari Kiamat dan
kenabian serta penolakan berbagai kepercayaan batil dan
pendapat-pendapat yang rusak selain Al-Qur'an. la mengandung semuanya
itu secara sempurna dan sangat baik dari segala sisi, paling dekat
kepada pema- haman akal dan paling fasih dalam penjelasannya. Karena
itu, tepatlah dikatakan bahwa Al-Qur'an adalah obat yang sesungguhnya
dari berba- gai penyakit syubhat dan keraguan.firman Allah: "Bila kamu membaca Al-Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk. Sesungguhnya syetan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya syetan hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang menyekutukannya dengan Allah." (An-Nahl: 98-100)
Tetapi itu semua tergantung pada pemahaman seseorang terhadap Al-Qur'an serta pengetahuannya terhadap maksud daripadanya. Karena itu, siapa yang dianugerahi Allah dengannya, niscaya dia bisa melihat kebenaran dan kebatilan secara nyata dengan hatinya, seperti ia melihat terhadap siang dan malam. Dan ia akan mengetahui bahwa kitab-kitab selain daripadanya yang merupakan hasil karya manusia, pandangan serta pemikiran mereka hanyalah mengandung antara ilmu-ilmu yang tidak terpercaya sepenuhnya -ia tidak lebih dari sekedar pandangan dantaklid-, antara dugaan-dugaan dusta yang tidak bermanfaat sama sekali bagi kebenaran, atau mengandung antara suatu kebenaran tetapi tidak bermanfaat bagi hati, antara ilmu-ilmu yang lurus tetapi sangat sulit didapatkan dan terlalu panjang untuk diperbincangkan dan ditetap- kan, dengan manfaatnya yang sedikit. Maka ia seumpama,
"Daging unta yang kurus, yang berada di atas puncak gunung yang terjal dan sulit, tidak mudah sehingga bisa dipanjat, tidak pula gemuk sehingga perlu dipindahkan."*'
Dan sebaik-baik apa yang dimiliki oleh para ahli filsafat dan lainnya maka sesungguhnya di dalam Al-Qur'an ada yang lebih fasih dan lebih baik penjelasannya. Apa yang mereka miliki hanyalah keruwetan, kepura-puraan dan sesuatu yang bertele-tele. Seperti diungkapkan da- lam bait syair,
"Andai bukan karena persaingan di dunia,
niscaya tidak dikarang buku-buku perdebatan, tidak Al-Mughni
tidak pula Al-'Umud.**'
Mereka mengaku menguraikan keruwetan,
padahal apa yang mereka karang itu menambah keruwetan."
"Hai nafsu muthma'innah. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya." (Al-Fajr: 27-28)
No comments:
Post a Comment