Friday, April 9, 2010

Pembelahan Dada




Dalam masa lima tahun kehidupan pertama Rasululloh bersama ibu susuannya Halimah, terjadi peristiwa penting yang terkenal dengan peristiwa PEMBELAHAN DADA. Kehendak Ilahi telah menetapkan kepada Ruhul Amin, yaitu Jibril untuk menemui Muhammad bin Abdillah dan membelah dadanya dengan perintah Ilahi serta mencuci hatinya dengan rahmat dan mengeringkannya dengan cahaya serta mengeluarkan bagian dunia darinya.
Seperti biasanya, pada suatu hari Rasulullah SAW keluar bersama saudara susuannya dengan menunggangi sekawanan domba menuju tempat penggembalaan. Di tengah hari, saudaranya berlari-lari dalam keadaan takut dan menangis sambil berteriak bahwa Muhammad telah terbunuh. Muhammad diambil oleh dua orang laki-laki yang memakai baju putih lalu kedua orang itu menelentangkannya dan membelah dadanya.
Mendengar hal itu, Halimah sangat kaget dan terpukul. Ia segera pergi sambil berlari mencari Muhammad dan diikuti oleh suaminya yang mengikuti petunjuk anak kecil saudara sesusuan Muhammad itu. Akhirnya, mereka menemukan Muhammad sedang duduk di atas tanah di mana wajahnya tampak pucat dan kedua matanya menyala.
Halimah dan suaminya mencium dengan lembut dan mulai menampakkan kasih sayangnya. Kemudian mereka bertanya, "Apa yang terjadi?".
Muhammad menjawab, "Ketika aku memperhatikan domba-domba yang sedang bermain, aku dikagetkan dengan kedatangan dua orang yang memakai pakaian putih. Mula-mula aku menyangka bahwa mereka adalah burung yang besar, namun ternyata aku salah. Mereka adalah dua orang yang tidak aku kenal yang memakai pakaian berwarna putih. Salah seorang dari mereka berkata kepada temannya dengan menunjuk ke arahku, "Apakah ini anaknya?" Yang lain menjawab, "Benar." Aku merasakan ketakutan yang luar biasa. Lalu mereka mengambilku dan menidurkan aku serta membelah dadaku dan mereka mengambil sesuatu darinya lalu membuangnya jauh-jauh. Setelah itu, mereka bersembunyi laksana bayangan".
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Anas dan juga diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad. Para mufasir berbeda pendapat tentang simbolisme yang dalam ini. Sebagaian besar ulama menakwilkan peristiwa tersebut. Pakar-pakar klasik, seperti Qurthubi berpendapat bahwa peristiwa itu diisyaratkan oleh firman-Nya, "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?. " (QS. Alam Nasyrah: 1)
Sedangkan tokoh-tokoh hadis, seperti Ghazali berpendapat bahwa manusia istimewa seperti Muhammad SAW tidak mungkin terlepas dari bimbingan Ilahi dan tidak mungkin terkena waswas sekecil apa pun yang biasa menimpa manusia biasa. Jika suatu kejahatan menjadi suatu gelombang yang memenuhi cakrawala, maka di sana terdapat hati yang segera memungutnya dan terpengaruh dengannya, namun hati para nabi dengan adanya bimbingan Allah SWT tidak akan terpanggil dan tidak terkena arus kejahatan tersebut.
Dengan demikian, usaha para nabi terfokus pada peningkatan kemajuan atau ketinggian, bukan memerangi kerendahan.
Diriwayatkan oleh Abdillah bin Mas'ud bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada seseorang di antara kalian kecuali ia diawasi oleh temannya dari kalangan jin dan temannya dan dari kalangan malaikat".
Para sahabat berkata, "Apakah hal itu juga berlaku kepadamu wahai Rasulullah?".
Beliau menjawab, "Ya, tetapi Allah SWT membantuku, sehingga ia berserah diri dan tidak memerintahkan kepadaku kecuali dalam kebaikan".
Begitulah sikap orang-orang terdahulu dan para ahli hadis berkaitan dengan peristiwa pembelahan dada. Banyak yang mengkaitkan bahwa kejadian yang luar biasa tersebut berhubungan dengan persiapan Nabi untuk melalui Isra' dan Mi'raj. Ini merupakan perjalanan di mana Rasulullah SAW menebus alam angkasa dan akan mencapai alam langit. Kemudian beliau akan melampaui alam ini, sehingga sampai di Sidratul Muntaha yang di sana terdapat Janatul Ma'wah.
Pandangan tersebut kembali kepada pendapat yang mengatakan bahwa peristiwa pembelahan dada berulang lebih dari sekali saat Rasul SAW mencapai usia lima puluh tahun. Dan peristiwa pembelahan dada terjadi kedua kalinya pada malam Isra' dan Mi'raj.
Bukhari meriwayatkan dari Malik bin Sh'asha'a bahwa Rasulullah SAW menceritakan kepada mereka peristiwa malam Isra' di mana beliau bersabda, "Ketika aku berada di Hathim—atau beliau berkata di Hijr—saat aku dalam keadaan antara tidur dan bangun, maka seorang datang kepadaku lalu ia membelah antara ini dan ini. Yaitu antara kerongkongan dan perutnya. Beliau melanjutkan, Lalu ia mengeluarkan hatiku dan membawa mangkok dari emas yang penuh dengan keimanan lalu ia menyuci hatiku. Kemudian diulanginya".
Dikatakan bahwa pembelahan dada merupakan bentuk simbolis yang menunjukkan kesucian Rasul saw dan sebagai bentuk penyiapannya untuk melalui Isra' dan Mi'raj. Itu merupakan pemberitahuan dari Ilahi bahwa Muhammad SAW akan mencapai suatu kedudukan yang belum pernah dicapai oleh manusia dan tidak akan dicapai manusia sesudahnya. Setelah peritiwa pembelahan dada, berubahlah kehidupan anak kecil itu di mana sebagian besar waktunya digunakan untuk merenung dan menyendiri. Dari roman wajahnya tampak keseriusan yang biasanya menghiasi wajah orang-orang dewasa.
(Compiled by Fuzna Marzuqoh Al Islamy)

No comments:

CROWN D'RAJA PERTUBUHAN MQTK QuranSunnahIslam..

........free counters ..............................................................................“and I have come to you with a SIGN FROM YOUR LORD, so fear Allah and OBEY ME! Truly Allah is my Lord and your Lord. Therefore submit to HIM! This is A STRAIGHT PATH" (maryam 19:36)