Bismillah hirRohmanir Rohim
Dari Nur Muhammad Allah menciptakan sebuah lampu jamrut hijau dari Cahaya, dan dilekatkan pada pohon itu melalui seuntai rantai cahaya. Kemudian Dia menempatkan ruh Muhammad s.a.w. di dalam lampu itu dan memerintahkannya untuk memuja Dia dengan Nama Paling Indah (Asma al-Husna).
Itu dilakukannya, dan dia mulai membaca setiap satu dari Nama itu selama 1,000 tahun. Ketika dia sampai kepada Nama ar-Rahman (Maha Kasih), pandangan ar-Rahman jatuh kepadanya dan ruh itu mulai berkeringat karena kerendahan hatinya. Tetesan keringat jatuh dari padanya, sebanyak yang jatuh itu menjadi nabi dan rasul, setiap tetes keringat beraroma mawar berubah menjadi ruh seorang Nabi.
Mereka semua berkumpul di sekitar lampu di pohon itu, dan Azza wa Jala berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w., “Lihatlah ini sejumlah besar nabi yang Aku ciptakan dari tetesan keringatmu yang menyerupai mutiara.” Mematuhi perintah ini, dia memandangi mereka itu, dan ketika cahaya mata itu menyentuh menyinari objek itu, maka ruh para nabi itu sekonyong konyong tenggelam dalam Nur Muhammad s.a.w., dan mereka berteriak, “Ya Allah, siapa yang menyelimuti kami dengan cahaya?”
Allah menjawab mereka, “Ini adalah Cahaya dari Muhammad Kekasih Ku, dan kalau kamu akan beriman kepadanya dan menegaskan risalah kenabiannya, Aku akan menghadiahkan kepada kamu kehormatan berupa kenabian.” Dengan itu semua ruh para nabi itu menyatakan iman mereka kepada kenabiannya, dan Allah berkata, “Aku menjadi saksi terhadap pengakuanmu ini,” dan mereka semua setuju.
Sebagaimana disebutkan di dalam al Quran yang Suci: Dan ketika Allah bersepakat dengan para nabi itu : Bahwa Aku telah memberi kamu Kitab dan Kebijakan; kemudian akan datang kepadamu seorang Rasul yang menegaskan kembali apa-apa yang telah apa padamu–kamu akan beriman kepadanya dan kamu akan membantunya; apa kamu setuju? Dia berkata,”Dan apakah kamu menerima beban Ku kepadamu dengan syarat seperti itu.
Mereka berkata, ‘Benar kami setuju.’ Allah berkata, Bersaksilah demikian, dan Aku akan bersama kamu diantara para saksi.’ (Ali Imran, 3:75-76)
Kemudian ruh yang murni dan suci itu kembali melanjutkan bacaan Asma ul Husna lagi. Ketika dia sampai kepada Nama al-Qahhar, kepalanya mulai berkeringat sekali lagi karena intensitas dari al Qahhar itu, dan dari butiran keringat itu Allah menciptakan ruh para malaikat yang diberkati. Dari keringat pada mukanya, Allah menciptakan Singgasana dan Hadhirat Ilahiah, Kitab Induk dan Pena, matahari, rembulan dan bintang -bintang.
Dari keringat di dadanya Dia menciptakan para ulama, para syuhada dan para mutaqin. Dari keringat pada punggungnya dibuat lah Bayt-al-Ma’mur( rumah surgawi) Kabatullah (Kaba), dan Bayt-al-Muqaddas (Haram Jerusalem) dan Rauda-i-Mutahhara (kuburan Nabi Suci s.a.w.di Madinah), begitu juga semua mesjid di dunia ini. Dari keringat pada alisnya dibuat semua ruh kaum beriman, dan dari keringat punggung bagian bawahnya (the coccyx) dibuatlah semua ruh kaum tak-beriman, pemuja api dan pemuja patung.
Dari keringat di kaki nya dibuatlah semua tanah dari timur ke barat, dan semua apa-apa yang berada didalamnya.
Dari setiap tetes keringatlah ruh seorang beriman atau tak-beriman dibuat. Itulah sebabnya Nabi Suci s.a.w.disebut juga sebagai “Abu Arwah”, Ayah para Ruh.
Semua ruh ini berkumpul mengelilingi ruh Muhammad s.a.w., berputar mengelilinginya dengan pepujian dan pengagungannya selama 1,000 tahun; kemudian Allah memerintahkan para ruh itu untuk memandang ruh Muhammad sallallahu alayhi wasalam. Para ruh mematuhi.
Wa min Allah at Tawfiq Walhamdulillahhirobbil'alameen
Duabelas Tabir { Bismi=786 7+8+6=21 Mirror of
21= 12 Bulan, 12th Rabil Awal, 12 suku, 12
Menunjukkan Penuntasan}
21= 12 Bulan, 12th Rabil Awal, 12 suku, 12
Menunjukkan Penuntasan}
Sesudah ini Allah S.W.T., menciptakan duabelas tabir.
Yang pertama dari itu adalah Tabir Kekuatan didalam mana Ruh Nabi s.a.w. mukim (tinggal) selama 12,000 tahun, membaca Subhana rabbil-’ala (Maha Suci Rabb-ku, Maha Tinggi).
Yang kedua adalah Tabir Kebesaran dalam mana dia ditutupi selama 11,000 tahun, berkata, Subhanal ’Alim al-Hakim (Maha Suci Rabb-ku, Maha Tahu, Maha Bijak).
Dia dipingit selama 10,000 tahun dalam Tabir Kebaikan, mengucapkan Subhana man huwa da’im, la yaqta (Maha Suci Rabb-ku Yang Abadi, Yang Tidak Berakhir).
Tabir ke-empat adalah Tabir Rahman, disitu ruh mulia itu tinggal selama 9,000 tahun, memuja Allah, berkata:Sub hana - rafi’-al-`ala (Maha Suci Rabb ku Yang Ditinggikan, Maha Tinggi).
Tabir kelima adalah Tabir Nikmat, dan di situ tinggal selama 8,000 tahun, mengagungkan Allah dan berkata, Subhana manhuwa qa’imun la yanam. (Maha Suci Rabb-ku Yang Selalu Ada, Yang Tidak Tidur).
Tabir ke-enam adalah Tabir Kemurahan; dimana dia tinggal selama 7,000 tahun, memuja, Subhana-man huwal-ghaniyu layafqaru (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Kaya, Yang Tidak Pernah Menjadi Miskin).
Kemudian diikuti tabir ke tujuh, Tabir Kedudukan. Disini ruh tercerahkan itu tinggal selama 6,000 tahun, memuja Allah dan berkata : Subhana man huwal Khaliq-an-Nur (Maha Suci Rabb-ku Maha Pencipta, Maha Cahaya Light).
Berikutnya, Dia menyelimutinya dengan tabir ke delapan, Tabir Petunjuk dimana dia tinggal selama 5,000 tahun, memuja Allah dan berkata, Subhana man lam yazil wa la yazal. (Maha Suci Rabb-ku Yang Keberadaan Nya Tak Pernah Berhenti, Yang Tidak Musnah).
Kemudian diikuti tabir ke sembilan, yaitu Tabir Kenabian dimana dia tinggal selama 4,000 tahun, mengagungkan Allah: “Subhana man taqarrab bil-qudrati wal-baqa.” (Maha Suci
Rabb-ku yang Mengajak Dekat dengan Maha Kuat dan Maha Langgeng).
Kemudian datang Tabir Keunggulan, tabir ke sepuluh dimana Ruh yang tercerahkan ini tinggal selama 3,000 tahun, membaca pepujian untuk Pencipta dari Semua Sebab, berkata,“ Subha nadhil-’arshi ‘amma yasifun.” (Maha Suci Rabb-ku Pemilik Singgasana Diatas Semua Karakter Yang Dilekatkan Kepada Nya).
Tabir ke-sebelas adalah Tabir Cahaya. Disana dia tinggal selama 2,000 tahun, berdoa, “Subhana dhil-Mulk wal- Malakut.” (Maha Suci Rabb-ku Maha Raja semua Kerajaan Langit dan Bumi).
Tabir ke-dua belas adalah Tabir Intervensi (Syafa’at), dan disana dia tinggal selama 1,000 tahun, berkata“Subha na-rabbil-’azhim” (Maha Suci Rabb-ku, Maha Anggun)
Kitab ini dimulai dengan sebuah penjelasan jauh sebelum Allah menciptakan Nabi Adam AS dan kemudian menurunkannya ke bumi beserta istrinya Siti Hawa. Itulah NUR MUHAMMAD (CAHAYA MUHAMMAD), yang Allah ciptakan jauh sebelum Allah menciptakan yang lain. Darinya-lah diciptakan pula Nabi-nabi lain salah satunya adalah Nabi Adam AS, Nabi dan Rasul pertama. Dan Nabi Muhammad Saw memang sengaja dilahirkan dalam bentuk manusia ke dunia sebagai Nabi dan Rasul terakhir, meskipun nur-nya diciptakan Allah pertama kali. Untuk keterangan lebih lanjut, berikut kutipannya.
"Telah diceritakan dalam sebuah hadist, sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan sebuah pohon yang memiliki 4 (empat) cabang. Pohon itu dinamakan Sajaratul Yaqin. Kemudian Allah menciptakan Nur Muhammad dari intan putih serupa dengan burung merak. Lalu Allah Swt letakkab burung merak itu di atas Sajaratul yaqin, bertasbihlah burung itu di atas pohon tersebut selama tujuh puluh ribu tahun. Kemudian Allah Swt menciptakan Cermin Kehidupan (Mir Aatil Hayaati) dan diletakkan cermin tersebut di depan burung merak tadi. Ketika burung tersebut menatap cermin, maka terlihatlah wajahnya yang lebih indah dan perhaan yang lebih baik serta lemah lembut tingkah lakunya. Maka dia merasa malu kepada Allah Swt. Lalu berkeringatlah ia hingga meneteslah keringat tersebut sebanyak enam tetesan. Dari tetesan pertama, Allah menjadikan Abu Bakar As Shidiq. Dari tetesan kedua, Allah Swt menjadikan Ummar bin Khattab. Dari tetesan ketiga Allah Swt menjadikan Utsman bin Affan. Dari tetesan keempat Allah menjadikan Ali bin Abi Thalib. Dari tetesan kelima Allah Swt menjadikan bunga mawar. Dan dari tetesan yang keenam, Allah Swt menjadikan padi.
Kemudian bersujudlah Nur-nur yang berasal dari Nur Nabi Muhammad tadi lima kali. Maka jadilah sujud itu atas diri kita sebagai kewajiban lima waktu. Kemudian Allah Swt mewajibkan shalat kepada Nabi Muhammad Saw beserta ummatnya. Kemudian Allah Swt melihat Nur itu sekali lagi. Maka berkeringatlah dia karena malu kepada Allah Swt. Maka Allah menciptakan para malaikat dari keringat hidungnya, menciptakan Arsy dari keringat wajahnya, menciptakan Kursi. Lauh, Qalam, Matahari, Bulan, beberapa Hijab, Bintang-bintang dan segala sesuatu yang ada di langit. Dan menciptakan Nabi, Utusan (Rasul), Ulama, Syuhada dan Orang-orang shaleh dari keringat dadanya. Dan menciptakan Baitul Makmur (tempat thowaf malaikat), Ka’bah (tempat thowaf manusia), Baitul Maqdis dan tempat-tempat masjid di dunia dari keringat punggungnya. Dan menciptakan ummat Nabi Muhammad (muslimin dan muslimat) dari keringat alisnya. Diciptakannya kaum Yahudi, Nasrani, Majusi dan golongan yang serupa dengan mereka yakni kaum orang yang melampaui batas seperti orang-orang munafi dari keringat telinganya. Diciptakan pula bumi dari timur sampai barat dan apa yang diantara keduanya dari keringat kakinya. Kemudian Allah berfirman kepada Nur Muhammad: “Lihatah dimukamu Wahai Nur Muhammad”. Maka melihatlah dia. Dan terlihatlah dimukanya berupa Nur, dibelakangnya berupa Nur, di kanannya berupa Nur, di krinya berupa Nur. Nur-nur tersebuty adalah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Lalu bertasbihlah ruh-ruh tersebut selama tujuh puluh ribu tahun. Kemudian Allah menjadikan Nur para Nabi dari Nur Nabi Muhammad Saw. Kemudian Allah Swt melihat Nur Muhammad, sekaligus menjadikan ruh-ruh para Nabi dari keringat ruh Muhammad. Dijadikan pula ruh-ruh ummat para Nabi tersebut dari ruh-ruh Nabi mereka, yaki ruh setiap ummat dijadikan dari keringat ruh Nabi mereka".
Demikianlah penjelasan awal yang terdapat pada kitab DAQOOIQUL AKHBAR karya Al Imam Abdurrohim bin Ahmad Qodhi yang diterjemahkan menjadi buku “Nur Muhammad: Menyingkap Asal Mula Kejadian Makhluk”. Sebagai muslim yang beriman, akan lebih lengkap iman kita jika percaya sepenuhnya terhadap masalah yang ghaib. Membaca kitab/buku ini, banyak hal-hal ghaib (baca: aneh bin ganjil) yang mungkin membuat dahi kita berkernyit seraya bergumam, “Benarkah kejadiannya seperti ini?”. Namun perkara ghaib dan ganjil ini ditulis didasarkan dari keterangan yang termaktub dalam Al Qur’an dan Hadist Rasulullah. Sekiranya ada hadist-hadist dhoif (lemah) dalam kitab ini, sebaiknya kita juga mempercayainya, karena menurut ulama terkenal, Syaikh Imam Nawawi Al Bantani, hadist-hadist tersebut bukan berarti palsu, tetapi hanya sanadnya tidak kuat. Maka menurut kesepakatan ulama, hadist-hadist ini dapat dijadikan fadoilul a’mal (menumbuhkan perbuatan baik) walaupun tidak dijadikan sebagai pokok dasar ajaran.
Dalam kitab ini, dibahas pula banyak hal mulai dari asal penciptakan seluruh makhluk sampai dengan misteri kehidupan sesudah mati, termasuk di dalamnya dibahas pula tentang surga dan neraka. Ada juga bahasan tentang Buroq loh, hewan yang disebut-sebut sebagai kendaraan Rasululllah Saw sewaktu Isra Mi’raj dulu. Membaca kitab ini kita akan dikejutkan oleh hal-hal gaib yang mungkin akan jauh dari nalar kita. Sepertinya kita ini mencoba menerabas alam pikir kita dan menyajikan hal-hal ganjil yang mungkin tidak kita sadari. Semoga setelah membacanya, keimanan kita akan menjadi semakin kuat dan kokoh ditengah hedonisme kaum urban yang terseret arus globalisasi dewasa ini.
Penciptaan Nur Muhammad (s.a.w.)
Suatu hari Sayedena Ali, karam Allahu wajhahu, misanan dan menantu Nabi Suci s.a.w. bertanya, “Wahai Muhammad, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon katakan padaku apa yang diciptakan Allah Ta’Ala sebelum semua makhluq ciptaan?” Berikut ini adalah jawaban nya yang indah :
Sesungguhnya, sebelum Rabb mu menciptakan lainnya, Dia menciptakan dari Nur Nya nur Nabimu, dan Nur itu diistirahatkan haithu mashaAllah, dimana Allah menghendakinya untuk istirahat. Dan pada waktu itu tidak ada hal lainnya yang hadir – tidak lawh al-mahfoudh, tidak Sang Pena, tidak Surga ataupun Neraka, tidak Malaikat Muqarabin (Angelic Host), tidak langit ataupun dunia; tiada matahari, tiada rembulan, tiada bintang, tiada jinn atau manusia atau malaikat– belum ada apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini.
Kemudian Allah – Subhan Allah – dengan iradat Nya menghendaki adanya ciptaan. Dia kemudian membagi Nur ini menjadi empat bagian. Dari bagian pertama Dia menciptakanP e na, dari bagian kedua lawh al-mahfoudh, dari bagian ketigaA rsy.
Kini telah diketahui bahwa ketika Allah menciptakan lawh al-mahfoudh dan Pena, padaPena itu terdapat seratus simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun perjalanan. Allah kemudia memerintahkanPe na untuk menulis, danPe na bertanya, “Ya Allah, apa yang harus saya tulis?”
Allah berkata, “Tulislah : la ilaha illAllah,
Muhammadan Rasulullah.” Atas itu Pena berseru, “Oh,
betapa sebuah nama yang indah, agung Muhammad itu bahwa dia disebut
bersama Asma Mu yang Suci, ya Allah.”
Allah kemudian berkata, “Wahai Pena, jagalah kelakuan mu ! Nama ini adalah nama Kekasih Ku, dari Nurnya Aku menciptakanArsy dan Pena dan lawh al-mahfoudh; kamu, juga diciptakan dari Nur nya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apapun.” Ketika Allah S.W.T. telah mengatakan kalimat tersebut, Pena itu telah terbelah dua karena takutnya akan Allah, dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup/terhalang, sehingga sampai dengan hari ini ujung nya tetap terbelah dua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung. Maka, jangan seorangpun gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci, atau menjadi lalai dalam mengikuti contohnya (Nabi) yang cemerlang, atau membangkang/meninggalkan kebiasaan mulia yang diajarkannya kepada kita.
Kemudian Allah memerintahkan Pena untuk menulis. “Apa yang harus saya tulis, Ya Allah?” bertanya Pena. Kemudian Rabb al Alamin berkata, “Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari Pengadilan !” Berkata Pena, “Ya Allah, apa yang harus saya mulai?” Barkata Allah, “Kamu harus
memulai dengan kata-kata ini: Bismillah al-Rahman al-Rahim. ” Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Pena bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Kitab (lawh al-mahfoudh), dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun.
Ketika Pena telah menulis kata-kata itu, Allah S.W.T. berbicara dan berkata, “Telah memakan 700 tahun untuk kamu menulis tiga Nama Ku; Nama Keagungan Ku, Kasih Sayang Ku dan Empati Ku. Tiga kata-kata yang penuh barakah ini saya buat sebagai sebuah hadiah bagi ummat Kekasih Ku Muhammad. Dengan Keagungan Ku Aku berjanji bahwa bilamana abdi manapun dari ummat ini menyebutkan kata Bismillah dengan niat yang murni, Aku akan menulis 700 tahun pahala yang tak terhitung untuk abdi tadi, dan 700 tahun dosa akan Aku hapuskan.”
Penciptaan AHMAD Tercinta
Setelah itu Allah menciptakan sebuah pohon yang dikenal sebagai Pohon Kepastian.
Pohon ini memiliki empat cabang. Dia menempatkan ruh yang diberkahi tadi pada salah satu cabang, dan dia terus menerus memuja Allah untuk 40,000 tahun, mengatakan, Allahu dhul- Jalali wal-Ikram. (Allah, Pemilik Keperkasaan dan Kebaikan).
Setelah dia memuja Nya demikian itu dengan pepujian yang banyak dan beragam, Allah S.W.T. menciptakan sebuah cermin, dan Dia meletakannya demikian hingga menghadapi ruh Habibullah, dan memerintahkan ruh itu untuk memandangi cermin itu.
Ruh itu melihat ke dalam cermin dan melihat dirinya terpantul sebagai pemilik bentuk yang paling cantik/ bagus dan sempurna.
Dia kemudian membaca lima kali, Shukran lillahi ta’ala (terimakasih kepada Allah, Maha Tinggi Dia), dan tersungkur dalam posisi sujud dihadapan Rabb-nya. Dia tetap bersujud seperti itu selama 100 tahun, mengatakan Subhanal-aliyyul-azhim, wa layajhalu. (Maha Suci Rabb ku Maha Tinggi Maha Anggun, Yang Tidak Mengabaikan Apapun); Subhanal-halim alladhi layu’ajjalu. (Maha Suci Rabb-ku Maha Toleran, Yang Tidak Tergesa-gesa); Subhanal-jawad alladhi la yabkhalu. (Maha Suci Rabb ku Maha Pemurah Yang Tidak Pelit).
Karena itulah Penyebab (Adanya) Makhluq mewajibkan ummat Muhammad s.a.w. untuk melakukan sujud (sajda) lima kali dalam sehari– lima shalat dalam jangka waktu siang sampai malam ini adalah sebuah hadiah kehormatan bagi ummat Muhammad s.a.w..
Dari Nur Muhammad
Berikutnya Allah menciptakan sebuah lampu jamrut hijau dari Cahaya, dan dilekatkan pada pohon itu melalui seuntai rantai cahaya. Kemudian Dia menempatkan ruh Muhammad s.a.w. di dalam
lampu itu dan memerintahkannya untuk memuja Dia dengan Nama Paling Indah (Asma al-Husna).
Itu dilakukannya, dan dia mulai membaca setiap satu dari Nama itu selama 1,000 tahun. Ketika dia sampai kepada Nama ar- Rahman (Maha Kasih), pandangan ar-Rahman jatuh kepadanya dan ruh itu mulai berkeringat karena kerendahan hatinya. Tetesan keringat jatuh dari padanya, sebanyak yang jatuh itu menjadi nabi dan rasul, setiap tetes keringat beraroma mawar berubah menjadi ruh seorang nabi.
Mereka semua berkumpul di sekitar lampu di pohon itu, dan Azza wa Jala berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w., “Lihatlah ini sejumlah besar nabi yang Aku ciptakan dari tetesan keringatmu yang menyerupai mutiara.”
Mematuhi perintah ini, dia memandangi mereka itu, dan ketika cahaya mata itu menyentuh menyinari objek itu, maka ruh para nabi itu sekonyong konyong tenggelam dalam Nur Muhammad s.a.w., dan mereka berteriak, “Ya Allah, siapa yang menyelimuti kami dengan cahaya?”
Allah menjawab mereka, “Ini adalah Cahaya dari Muhammad Kekasih Ku, dan kalau kamu akan beriman kepadanya dan menegaskan risalah kenabiannya, Aku akan menghadiahkan kepada kamu kehormatan berupa kenabian.”
Dengan itu semua ruh para nabi itu menyatakan iman mereka kepada kenabiannya, dan Allah berkata, “Aku menjadi saksi terhadap pengakuanmu ini,” dan mereka semua setuju. Sebagaimana disebutkan di dalam al Quran yang Suci:
Dan ketika Allah bersepakat dengan para nabi itu : Bahwa Aku telah memberi kamu Kitab dan Kebijakan; kemudian akan datang kepadamu seorang Rasul yang menegaskan kembali apa-apa yang telah apa padamu– kamu akan beriman kepadanya dan kamu akan membantunya; apa kamu setuju? Dia berkata. Dan apakah kamu menerima beban Ku kepadamu dengan syarat seperti itu. Mereka berkata, ‘Benar kami setuju.’ Allah berkata, ‘Bersaksilah demikian, dan Aku akan bersama kamu diantara para saksi.’
(Ali Imran, 3:75-76)
Kemudian ruh yang murni dan suci itu kembali melanjutkan bacaan Asma ul Husna lagi. Ketika dia sampai kepada Nama al-Qahhar, kepalanya mulai berkeringat sekali lagi karena intensitas dari al Qahhar itu, dan dari butiran keringat itu Allah menciptakanruh para malaikat yang diberkati. Dari keringat pada mukanya, Allah menciptakan Singgasana dan Hadhirat Ilahiah, Kitab Induk dan Pena, matahari, rembulan dan bintang -bintang.
Dari keringat di dadanya Dia menciptakan para ulama, para syuhada dan para mutaqin.
Dari keringat pada punggungnya dibuat lah Bayt-al-Ma’mur (rumah surgawi),
Kabatullah (Kaba), dan Bayt-al-Muqaddas (Haram Jerusalem), dan Rauda-i-Mutahhara (kuburan Nabi Suci s.a.w.di Madinah), begitu juga semua mesjid di dunia ini.
Dari keringat pada alisnya dibuat semua ruh kaum beriman, dan dari keringat punggung bagian bawahnya (the coccyx) dibuatlah semua ruh kaum tak-beriman, pemuja api dan pemuja patung.
Dari keringat di kaki nya dibuatlah semua tanah dari timur ke barat, dan semua apa-apa yang berada didalamnya.
Dari setiap tetes keringatlah ruh seorang beriman atau tak-beriman dibuatnya. Itulah sebabnya Nabi Suci s.a.w.disebut juga sebagai “Abu Arwah”, Ayah para Ruh. Semua ruh ini berkumpul mengelilingi ruh Muhammads. a. w. , berputar mengelilinginya dengan pepujian dan pengagungannya selama 1,000 tahun; kemudian Allah memerintahkan para ruh itu untuk memandang Ruh Muhammad
s.a.w.. Para Ruh mematuhi.
Siapa Memandang kepada Ruh Muhammad SAW:
Nah, di antara mereka yang pandangannya jatuh kepada kepalanya ditakdirkan menjadi raja dan kepala negara di dunia ini. Mereka yang memandang kepada dahinya menjadi pemimpin yang adil. Mereka yang memandang matanya akan menjadi hafiz Kalimat Allah (yaitu seorang yang memegangnya kedalam ingatannya). Mereka yang memandang alisnya akan menjadi pelukis dan artist. Mereka yang memandang telinganya akan menjadi mereka yang menerima peringatan dan nasehat. Mereka yang melihat pipinya yang penuh barakah menjadi pelaksana karya yang bagus dan pantas. Mereka yang melihat mukanya menjadi hakim dan pembuat wewangian, dan mereka yang melihat bibirnya yang penuh barokah menjadi menteri.
Barang siapa melihat mulutnya akan menjadi mereka yang banyak berpuasa. Barangsiapa yang melihat giginya akan menjadi kelihatan bagus/cantik, dan siapa yang melihat lidahnya akan menjadi utusan /duta raja-raja. Barang siapa melihat tenggorokannya yang penuh barokah akan menjadi khatib dan mu’adhdhin (yang mengumandangkan adhan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi pejuang di jalan Allah. Barang siapa memandang lengan atasnya akan menjadi seorang pemanah atau pengemudi kapal laut, dan barang siapa melihat lehernya akan menjadi usahawan dan pedagang.
Siapa yang melihat tangan kananya akan menjadi seorang pemimpin, dan siapa yang melihat tangan kirinya akan menjadi seorang pembagi (yang menguasai timbangan dan mengukur catu kebutuhan hidup). Siapa yang melihat telapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang melihat belakang tangannya akan menjadi kolektor. Siapa yang melihat bagian dalam dari tangan kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang melihat ujung jari tangan kanannya akan menjadi seorang calligrapher, dan siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan menjadi seorang pandai besi.
Siapa yang melihat dadanya yang penuh baraokah akan menjadi seorang terpelajar, meninggalkan keduniaan (ascetic) dan berilmu. Siapa yang melihat punggungnya akan menjadi seorang yang rendah hati dan patuh pada hukum Shari’a. Siapa yang melihat sisi badanya yang penuh barokah akan menjadi seorang pejuang. Siapa yang melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, dan siapa yang melihat lutut kanannya akan menjadi mereka yang melaksanakan ruk’u dan sujud. Siapa yang melihat kakinya yang penuh barokah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa yang melihat telapak kakinya menjadi mereka yang suka bepergian. Siapa yang melihat bayangannya akan mejadi penyanyi dan pemain saz (lute). Semua yang memandang tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum tak- beriman, pemuja api dan pemuja patung. Mereka yang tidak memandang sama sekali akan menjadi mereka akan menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Nimrod, Pharoah dan sejenisnya.
Kini semua ruh itu diatur dalam empat baris. Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan rasul, a.s.; Di baris kedua ditempatkan ruh para orang suci, para sahabat Allah; Di baris ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki dan perempuan.
Di baris ke empat berdiri ruh kaum tak-beriman.
Semua ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di hadhirat Allah S.W.T.sampai
waktu mereka tiba untuk dikirim ke dunia fisik.
Tidak seorang pun tahu kecuali Allah S.W.T. yang tahu berapa selang waktu dari waktu diciptakannya ruh penuh barokah Nabi Muhammad sampai diturunkannya dia dari dunia ruh ke bentuk fisiknya itu.
Diceritakan bahwa Nabi Suci Muhammad s.a.w. bertanya kepada
malaikat Jibra'il, “Berapa lama sejak engkau diciptakan?”
Malaikat itu menjawab, “Ya h Rasulullah, saya tidak tahu
jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70,000 tahun seberkas cahaya gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana Ilahiah; sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12,000 kali.”
“Apakah engkau tahu apakah cahaya itu?” bertanya Muhammad s.a.w..
“Tidak, saya tidak tahu,” berkata malaikat itu. “Itu adalah Nur Ruhku dalam dunia ruh,”
jawab Nabi Suci s.a.w.. Pertimbangkan kemudian, berapa besar jumlah itu, jika 70,000 dikalikan 12,000 !
No comments:
Post a Comment